Boxed-Width Version (true/false)

Sabtu, 24 September 2022

thumbnail

Mengenal Quality Assurance Engginer

 

Apa Itu QA Engineer?




QA Engineer adalah profesi Quality Assurance yang fokus pada software development life cycle untuk meningkatkan proses pengembangan software dan mencegah cacat dalam produksi, bukan hanya menentukan bagaimana software diuji namun juga memastikan software sesuai dengan standar kualitas dan ekspektasi klien.

Secara umum, QA Engineer merupakan spesialis yang bertujuan untuk membuat produk tanpa cacat dan menjaga kualitasnya mendekati sempurna. IT Talent ini bekerja di seluruh proses software development, termasuk software testing adalah salah satu bidang yang diawasinya.

Dengan kata lain, QA Engineer memastikan tim software development melakukan hal yang benar dengan cara yang tepat, mendukung IT Developer agar mencapai hasil yang mereka harapkan. QA Engineer mengacu pada tugas yang terencana dan sistematis dalam memantau proses yang diawasi untuk menjaga kualitas produk.

Peran QA Engineer Dalam Software Development Project

Seperti yang kita ketahui QA Engineer proaktif memainkan peran penting dalam setiap fase SDLC (Analisis Kebutuhan, Desain, Pengembangan, Pengujian dan Deployment/Dokumentasi). Lingkup pekerjaan QA Enginer mencakup sejumlah tugas, diantaranya sebagai berikut:

Requirement Analysis (Analisis Kebutuhan)

  • Studi kelayakan Persyaratan.
  • Analisis Risiko atau Forecasting.
  • Mitigasi Bug yaitu upaya untuk mengurangi risiko terjadi bug.
  • Mengevaluasi sistem untuk menemukan celah.
  • Memastikan functional requirements sudah tepat dan review gap antar fitur sehingga dapat dianalisis sedini mungkin.
  • Mengelola (mengatur) Environment di SDLC.
  • Siapkan rencana pengujian tingkat yang lebih tinggi termasuk risiko dan alat yang digunakan dalam proyek.
  • Menetapkan metode identifikasi cacat (aplikasi berfungsi secara berbeda dari yang diharapkan user).
  • Identifikasi jenis pengujian yang akan dilakukan dalam proyek.

  • Design


  • 1. Review desain, apakah dapat diuji? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menguji?
  • Memastikan arsitektur memenuhi semua checklis NFS (Non-Functional Requirements).
  • Siapkan Data Flow Diagram (DFD) dari proyek dan dokumentasikan. Verifikasi flow secara fungsional.
  • Verifikasi ER diagram, Process diagram, Use Case, dll.
  • Siapkan rencana pengujian low-level termasuk risiko, ruang lingkup, scope, environment, dll.

  • Development

  • Mempertahankan algoritma untuk kebutuhan development.
  • Develop test case sehingga dapat digunakan dalam TDD atau BDD.
  • Persiapan Environment untuk pengujian

    Testing

  • 1. Pastikan pengujian dijalankan sesuai dengan rencana pengujian.
  • Jalankan proses (eksekusi) test case.
  • Testing juga dikenal sebagai defect detection phase, dalam fase ini, temukan cacat dan melaporkannya sedini mungkin.
  • Verifikasi bug yang sudah diperbaiki sebelum rilis
  • Lakukan pengujian berikut dan pastikan tidak ada cacat pada proyek:
    1. 1. Functional Testing
      2. Test Automation
      3. Integration Testing
      4. Regression Testing
      5. Performance Testing
      6. Security Testing
      7. User Acceptance Testing (UAT)

    Deployment/Dokumentasi

  • Siapkan semua Panduan Manual Standar dan pastikan tidak ada yang tertinggal yang dapat menimbulkan masalah dengan implementasi software.
  • Siapkan user guide (manual) produk.   
  • Subscribe by Email

    Follow Updates Articles from This Blog via Email

    No Comments

    About

    Diberdayakan oleh Blogger.

    Featured

    advertise here

    Cari Blog Ini

    Fans Page

    Unordered List

    Fanspage

    Most Recent Post

      Advertise Here

      banner

      Sample Text

      Text Widget

      Formulir Kontak

      Nama

      Email *

      Pesan *

      About Us

      About Us
      There are many variations of passages of Lorem Ipsum available.

      Ethereum Price

      Monday Tuesday Wednesday
      $402.89 $384.06 $396.34

      Facebook