Apa yang dimaksud dengan kecerdasan buatan atau AI?
Sederhananya, AI adalah suatu cara untuk menjadikan komputer berpikir
secerdas atau melampaui kecerdasan manusia. Tujuannya adalah agar
komputer dapat memiliki kemampuan untuk berperilaku, berpikir, dan
mengambil keputusan layaknya manusia.
Ada dua macam kecerdasan buatan atau AI:
AI dengan kemampuan terbatas, atau AI lemah
AI jenis ini dirancang untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sederhana.
AI macam ini sudah ada di sekitar kita dan mereka bahkan mampu
mengalahkan manusia dalam permainan catur, Jeopardy! (acara kuis di AS),
dan yang terbaru, Go.
Asisten digital seperti Siri dan Cortana mampu memberi kita kabar
mengenai cuaca. Selain itu mobil kendali otomatis juga sudah
berseliweran di jalanan. Namun, kemampuan mereka terbatas. Mobil kendali
otomatis tak dapat diajak bermain catur. Siri tak dapat membaca dan
menghapus email tidak kamu perlukan. Kemampuan AI di level ini sangatlah
terbatas dan tak mampu melakukan suatu hal di luar program orisinalnya.
Gambar: Cortona adalah contoh AI lemah |
AI dengan kemampuan tak terbatas atau AI kuat
Dari titik ini kita mulai memasuki ranah fiksi ilmiah. Samantha
merupakan definisi yang paling pas untuk mendeskripsikan hal ini. Ia
dapat mempelajari hal-hal baru dan memodifikasi basis kodenya sendiri.
Ia dapat mengalahkanmu dalam permainan catur dan dapat menjadi sopir
pribadi kamu.
Anatomi AI
Kini kamu paham bahwa AI dengan kemampuan tak terbatas adalah tujuan
akhirnya. Bagaimana kita sampai ke sana? Ada lima hal yang perlu
dikuasai AI tersebut:
1. Persepsi: Layaknya manusia, sebuah komputer memerlukan panca indra
untuk berinteraksi dengan dunia. Namun, pada komputer jumlahnya bisa
lebih dari lima. Komputer dapat dilengkapi dengan indra yang tak
dimiliki manusia. Penglihatan maupun pendengaran yang luar biasa?
Semuanya dapat terwujud lewat bantuan mesin.
2. Pemrosesan bahasa alami (NLP): Selain kemampuan pengindraan, AI juga
harus mampu menyampaikan bahasa secara lisan maupun tulisan. Mereka
perlu dibekali kemampuan untuk mengidentifikasi kalimat dan memahami
perbedaan, aksen, dan maknanya. Ini adalah tugas yang sangat sulit bagi
mesin, mengingat kalimat yang sama dapat mengandung arti yang
berbeda-beda tergantung pada konteksnya.
3. Menyampaikan pengetahuan: Setelah AI mampu mengindra berbagai
hal—objek, manusia, konsep, kata, dan simbol matematika—AI harus
menemukan cara untuk menyampaikan segala informasi di dunia lewat
pemikirannya sendiri.
4. Pengambilan keputusan: Setelah AI mengumpulkan data lewat indranya
dan menghubungkan konsep yang ada, AI dapat menggunakan data-data
tersebut untuk memecahkan masalah secara logis. Contohnya, perangkat
lunak permainan catur dapat mengidentifikasi pergerakan yang dilakukan
pemain manusia dan kemudian melancarkan strateginya sendiri
5. Perencanaan dan pemetaan: Untuk menjadi lebih manusiawi, AI tak bisa
hanya berpikir seperti manusia. Ia harus hadir diantara kita. Oleh
karenanya, para peneliti mencari cara untuk membantu AI memetakan dunia
tiga dimensi dan merencanakan rute paling efektif. Kemampuan yang ada
pada mobil kendali otomatis jelas harus semakin ditingkatkan, sebab satu
kesalahan saja dapat membahayakan nyawa manusia.
Kamu dapat menemukan keterkaitan antara kelima hal ini dalam ranah tertentu seperti machine vision, yakni bidang yang digunakan dalam melakukan pencitraan dan analisisnya untuk menyelesaikan permasalahan. Contohnya Facebook, yang mempelajari foto-foto yang kamu unggah di media sosial mereka untuk menyarankan siapa saja yang harus kamu tag. Uniknya, hasilnya bisa akurat.
Mobil kendali otomatis mungkin merupakan implementasi machine vision paling kompleks saat ini. Ia harus mampu mengenali rambu-rambu lalu lintas, mengamati kondisi lalu lintas, dan memerhatikan keberadaan manusia, objek, maupun mobil lainnya. Ia juga harus tetap berfungsi dalam keadaan cuaca dengan visibilitas yang paling buruk sekalipun, siang dan malam, serta di jalanan yang layak maupun tidak layak untuk dilalui.
Meski diperlukan waktu berpuluh-puluh tahun hingga teknologi dapat sejajar dengan imajinasi manusia, pada akhirnya kita mungkin sudah berada di ambang revolusi AI, dengan investasi VC yang semakin berlimpah, semakin menjamurnya perusahaan-perusahaan teknologi terkemuka yang ikut terlibat pada penelitan dan pengembangan, serta semakin banyaknya kegunaan AI dalam kehidupan kita.
Salah satu faktor sahih yang berkontribusi terhadap perkembangan AI adalah Hukum Moore, yang memungkinkan terciptanya mikroprosesor dengan kemampuan komputasi yang lebih besar dalam ukuran yang lebih kecil. Kemampuan komputasi telah mencapai titik dimana AI telah berfungsi dengan baik dan harganya juga semakin terjangkau.
Big data adalah ranah lain yang ikut berperan dalam kebangkitan AI: Google membuat terobosan pada tahun 2012 kala mereka menciptakan suatu jaringan saraf yang telah disuplai dengan data berukuran sangat besar dan terdiri dari 10 juta video YouTube secara acak.
Hasilnya?
Jaringan saraf tersebut mampu mempelajari rupa kucing tanpa diajari oleh manusia. Tingkat akurasinya dalam mengidentifikasi hewan berbulu ini mencapai 75 persen.
Gambar: Google Self Driver Car |
Kamu dapat menemukan keterkaitan antara kelima hal ini dalam ranah tertentu seperti machine vision, yakni bidang yang digunakan dalam melakukan pencitraan dan analisisnya untuk menyelesaikan permasalahan. Contohnya Facebook, yang mempelajari foto-foto yang kamu unggah di media sosial mereka untuk menyarankan siapa saja yang harus kamu tag. Uniknya, hasilnya bisa akurat.
Mobil kendali otomatis mungkin merupakan implementasi machine vision paling kompleks saat ini. Ia harus mampu mengenali rambu-rambu lalu lintas, mengamati kondisi lalu lintas, dan memerhatikan keberadaan manusia, objek, maupun mobil lainnya. Ia juga harus tetap berfungsi dalam keadaan cuaca dengan visibilitas yang paling buruk sekalipun, siang dan malam, serta di jalanan yang layak maupun tidak layak untuk dilalui.
Hal-hal yang diperlukan untuk sampai kesana
Sebenarnya ini bukanlah semua konsep yang benar-benar baru. Konsep di atas pernah dipaparkan pada awal tahun 1956 pada konferensi Dartmouth yang kerap diklaim sebagai tonggak ranah informasi di bidang AI.Meski diperlukan waktu berpuluh-puluh tahun hingga teknologi dapat sejajar dengan imajinasi manusia, pada akhirnya kita mungkin sudah berada di ambang revolusi AI, dengan investasi VC yang semakin berlimpah, semakin menjamurnya perusahaan-perusahaan teknologi terkemuka yang ikut terlibat pada penelitan dan pengembangan, serta semakin banyaknya kegunaan AI dalam kehidupan kita.
Salah satu faktor sahih yang berkontribusi terhadap perkembangan AI adalah Hukum Moore, yang memungkinkan terciptanya mikroprosesor dengan kemampuan komputasi yang lebih besar dalam ukuran yang lebih kecil. Kemampuan komputasi telah mencapai titik dimana AI telah berfungsi dengan baik dan harganya juga semakin terjangkau.
Big data adalah ranah lain yang ikut berperan dalam kebangkitan AI: Google membuat terobosan pada tahun 2012 kala mereka menciptakan suatu jaringan saraf yang telah disuplai dengan data berukuran sangat besar dan terdiri dari 10 juta video YouTube secara acak.
Hasilnya?
Jaringan saraf tersebut mampu mempelajari rupa kucing tanpa diajari oleh manusia. Tingkat akurasinya dalam mengidentifikasi hewan berbulu ini mencapai 75 persen.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments